Senjata berteknologi laser yang mampu musnahkan drone

Bagi militer AS, senjata laser bukanlah merupakan teknologi khayalan,  setelah melewati berbagai riset, kini militer AS telah memiliki senjata laser canggih yang dapat menghancurkan drone ataupun rudal - rudal musuh.

Dalam pengujian terakhir, sebuah senjata laser 10-kilowatt yang dikembangkan oleh Boeing untuk Angkatan Darat AS, telah menembak jatuh lebih dari 150 drone, roket dan target yang menjadi sasaran. Menurut pejabat Boeing. Senjata ini dikenal sebagai High Energy Laser Mobile Demonstrator(HEL MD), senjata ini menggunakan energi sinar (laser) yang diarahkan ke target musuh danmenghancurkan target di udara.

Untuk menghancurkan sebuah mortir yang ditembakkan musuh, laser menembakkan sinar dengan ukuran  kurang dari satu inci (2,5 cm). Menurut Barry Crow, seorang insinyur Boeing yang bekerjapada proyek HEL MD. Senjata laser ini dapat menghancurkan target dengan jarak bermil - mil jauhnya.

 

Menurut Boeing, senjata laser ini dapat dipasang di atas kendaraan lapis baja. Dan rencananya,senjata laser ini digunakan untuk melindungi pasukan di darat dari serangan rudal musuh, mortir dan proyektil lainnya. Serta ditempatkan secara strategis, agar bisa mempertahankan seluruhpasukan batalion dari tembakan artileri yang dilakukan musuh.

Sebelum menembak ke target, laser ini harus mencari dan melacak target secara manual. Operatordi dalam kendaraan membantu melacak target menggunakan kontroler seperti pada video game.

Setelah target ditentukan, target tersebut dapat dihancurkan dalam hitungan detik, dan kemudian senjata ini dapat menembak target lainnya dengan cepat..

Para insinyur Boeing tidak hanya puas dengan kecepatan dan presisi pada senjata ini; mereka juga menyukai harganya yang relatif tidak terlalu mahal. Biaya yang dikeluarkan terkait pengoperasianlaser ini hanya biaya untuk menjalankan peralatan listrik onboard dan harga bahan bakar dieseluntuk menggerakkan kendaraan lapis baja, menurut Boeing.

"Tidak hanya berteknologi tinggi, tetapi senjata ini juga sangat hemat biaya," kata Blount. "Dan sangat sulit menciptakan senjata berteknologi tinggi dengan biaya yang hemat sesuai kemampuan keuangan negara."